02/09/13

Refleksi tentang film ? (Tanda Tanya)

                     Film ? (juga dikenal sebagai Tanda Tanya) adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tanggal 7 April 2011 dengan disutradarai oleh Hanung Bramantyo, dan dibintangi oleh pemeran utama: Reza Rahadian dan Revalina S. Temat.
                    Dalam setiap kemajemukan dan perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat selalu erat hubungannya dengan konflik. Perbedaan pendapat, kebiasaan, ciri-ciri fisik dan keyainanlah yang sering kali menjadi suatu perdebatan dan konflik sosial.
                     Awalnya saya berpikir bahwa meskipun di sekolah dan dimana-mana ada himbauan agar saling berdamai dan saling menghargai namun dalam hati masing-masing orang tentu masih ada pemisah dan prasangka terhadap orang lain atau golongan lain yang berbeda. Tentu tidak mudah menyingkirkan prasangka-prasangka yang sudah lama tertanam dalam hati seseorang dan kerap kali ini menimbulkan konflik pada masyarakat majemuk di sekitar kita.
                     Melalui film Tanda Tanya pemikiran saya menjadi lebih terbuka. Kita memang hidup dalam masyarakat majemuk dan tidak dapat dipungkri bahwa konflik banyak terjadi, namun kita dapat berlapang dada dalam menghadapi konflik tersebut. Kita perlu mengetahui alasan orang lain melakukan sesuatu sebelum menilai seseorang, kita perlu sedikit belajar tentang jalan pikiran mereka dan mendengarkan pendapat mereka. Berpikir rasional adalah kunci dalam menyikapi kemajemukan masyarakat. Kita tidak perlu mempersalahkan sesuatu perbedaan yang sepele, sebaliknya kita harus bijak dalam bertindak, mana yang lebih penting dan yang kurang penting, makna ini terkandung pada adegan saat seorang muslim dimintai tolong untuk memerankan Yesus, banyak cibiran dari pihak muslim maupun kristiani yang menyebabkan drama Paskah itu nyaris batal dan 5 menit sebelum drama digelar seorang kristiani marah dan meminta pagelaran drama itu dibatalkan karena yang memerankan Yesus seorang muslim namun datanglah seorang pastor dan berkata “untuk apa mengorbankan sesuatu yang penting untuk persoalan yang kurang penting?” 
                    Makna lain yang dapat diambil dari film ini adalah kita tidak boleh bersikap tidak menghargai orang yang berkeyakinan lain hanya karena sebagian dari mereka tidak baik pada kita. Kita juga tidak boleh memaksakan kehendak kita pada orang lain dan menganggap pendapat kita paling benar, sebaliknya terimalah dan berilah ruang bagi orang lain untuk menjalani pilihan mereka. Film ini menegaskan bahwa kemajemukan bukan penghalang yang mutlak, membaur dengan orang yang berbeda agama, ras, suku, budaya harusnya menjadi suatu kewajaran dalam negeri yang kaya budaya ini. Masalah menentukan pilihan hidup, baik keyakinan dan keputusan tiap orang yang berbeda-beda tidak perlu terlalu dipermasalahkan, karena sekali lagi kita hidup dalam kemajemukan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar